TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Rumah Sakit Ortopedi Prof Dr Soeharso Solo berhasil melakukan operasi terhadap seorang pasien yang menderita skoliosis (tulang belakang bengkok) dan hemofili (darah sulit beku). Gabungan dua kelainan yang sangat berisiko saat operasi besar itu sangat jarang ditemui dan baru kali pertama ditangani oleh rumah sakit yang terletak di Jalan A Yani ini.
Pasien tersebut seorang bocah 14 tahun bernama Bayu Aditya Purbandara asal Magelang.
Operasi Bayu membutuhkan penanganan khusus karena jika salah, maka saat proses pembedahan darah tak akan bisa membeku. Ada sejumlah dokter spesialis dari RS Ortopedi dan RS Dr Moewardi Solo yang menangani Bayu.
"Setelah tim dokter bekerja selama 2 jam operasi penanganan skoliosis berjalan lancar. Bahkan pendarahan yang terjadi sangat sedikit. Ini operasi pertama yang sukses," kata Dedy Yuli Ismawan, dokter spesialis anestesi (bius), ketua tim operasi, Rabu (3/10/2012). Agar darah Bayu bisa normal seperti orang normal, tim dokter memberikan obat faktor 8.
Obat faktor 8 yang diberikan lewat infus inilah yang membuat darah Bayu bisa membeku sehingga meminimalisir pendarahan. Menurut Dedy, pascaoperasi tulang belakang Bayu sudah normal tak lagi melengkung. Awalnya, tulang bocah kelas 3 SMPN 6 Magelang ini bengkok hingga 60 derajat.
"Tim dokter menanamkan tulang sintetik. Pascaoperasi, tim dokter masih melakukan pengawasan ketat," katanya.
http://www.harianjogja.com/baca/2012/10/04/derita-hemofilia-dan-skoliosis-bayu-habiskan-rp300-juta-untuk-khitan-335852?replytocom=101008
ReplyDeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete